Selasa, 29 Desember 2015

Berpidato?

BERPIDATO

Selain mampu menulis beragam karya ilmiah dan mempresentasikannya dengan baik, mahasiswa juga dituntut mampu berpidato jika diperlukan. Dalam kenyataannya, baik di kampus maupun di dalam masyarakat, kemampuan berpidato diperlukan oleh mahasiswa.

Pengertian Berpidato

Berpidato merupakan salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Oleh sebab itu, berpidato memerlukan dan mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan menggunakan bahasa lisan yang didukung oleh aspek nonbahasa, seperti ekspresi wajah, kontak pandang, dan intonasi suara.

Kriteria Berpidato

Pidato yang baik ditandai oleh beberapa kriteria. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut. (a) Isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung, (b) isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengar, (c) isinya tidak menimbulkan pertentangan sara, (d) isinya jelas, (e) isinya benar dan objektif, (f) bahasa yang dipakai mudah dipahami, (g) bahasanya disampaikan secara santun, rendah hati, dan bersahabat.

Tata Tertib dan Etika Berpidato

Tata cara berpidato merujuk kepada langkah-langkah dan urutan untuk memulai, mengembangkan, dan mengakhiri pidato. Sementar itu,etika berpidato merujuk kepada nilai-nilai kepatutan yang perlu diperhatikan dan dijunjung ketika seseorang berpidato. Langkah-langkah dan urutan berpidato secara umum diawali dari pembukaan, sajian isi, dan penutup. Pembukaan biasanya berupa sapaan kepada pihak-pihak yang diundang atau yang hadir dalam suatu acara. Selanjutnya, sajian isi merupakan hasil penjabaran gagasan pokok yang akan disampaikan dalam pidato. Sebagai hasil penjabaran gagasan pokok, sajian isi perlu diperinci sesuai dengan waktu yang disediakan. Kemudian, penutup pidato berisi penyegaran kembali gagasan pokok yang telah dipaparkan dalam sajian isi, harapan, dan ucapan teima kasih (sekali lagi) atas partisipasi semua pihak dalam acara yang sedang berlangsung.
Etika berpidato akan menjadi pegangan bagi siapa saja yang akan berpidato. Ketika berpidato, kita tidak boleh menyinggung perasaan orang lain, sebaliknya berupaya untuk menghargai dan membangun optimisme bagi pendengarnya. Selain itu, keterbukaan, kejujuran, empati, dan persahabatan perlu diusahakan dalam berpidato,

Penulisan Naskah Pidato

Menulis naskah pidato pada hakikatnya adalah menuangkan gagasan kedalam bentuk bahasa tulis yang siap dilisankan. Pilihan kosakata, kalimat, dan paragraf dalam menulis sebuah pidato sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan kegiatan menulis naskah yang lain. Situasi resmi akan menentukan kosakata dalam menulis.

Penyuntinngan Naskah Pidato

Seperti halnya naskah makalah atau artikel, naskah pidato pun perlu disunting. Melalui penyuntingan itu, naskah pidato itu diharapkan akan menjadi lebih sempurna. Apa yang disunting? Yang disunting adalah isi, bahasa, dan pernalaran dalam naskah pidato itu. Isinya dicermati kembali apakah telah sesuai dengan tujuan pidato, sesuai dengan calon pendengar, dan sesuai dengan kegiatan yang digelar. Selain itu, isinya juga dipastikan apakah benar, representatif, dan mengandung informasi yang relevan dengan konteks pidato. Kemudian, penyuntingan terhadap bahasa diarahkan kepada pilihan kosakata, kalimat, dan paragraf, Ketetapan pilihan kata, kalimat, dan satuan-satuan gagasan dalam paragraf menjadi perhatian utama. Lalu, penalaran dalam naskah pidato juga disunting untuk memastikan apakah isi.

Senin, 28 Desember 2015

Lipid II: Prostaglandin

Senyawa ini (prostaglandin) diisolasi dan ditelaah oleh ilmuwan Swedia yang bernama Sune Bergstrom dan Bengt Samuelsson, yang menerima Hadiah Nobel 1982 untuk karya mereka dalam bidang ini. Senyawa ini ertama kali ditemukan dalam mani (semen), dan diketahui bahan senyawa-senyawa ini disintesis dalam kelenjar prostat (prostate gland) karena itu diberi nama demikian. Sekarang diketahui bahwa prostaglandin terdapat diseluruh tubuh dan juga disintesis dalam paru-paru, hati, uterus, dan organ serta jaringan lain.

Bagaimana prostaglandin berperan belumlah diketahui. Diduga mereka merupakan moderator hurmon dalam tubuh; dugaan ini merupakan teori untuk menerangkan efek-efek biologis yang jauh jangkauannya. Misalnya, dosis-dosis sangat kecil dari beberapa prostaglandin akan merangsang pengerutan uterin dan dapat mengakibatkan keguguran. Ketakseimbangan dalam kandungan prostaglandin dapat menyebabkan rasa mual, diare, peradangan, nyeri, demam, kekacauan menstruasi, asma, tukak (ulcer), tekanan darah tinggi, mengantuk atau penggumpalan darah. Diketahui bahwa aspirin menghalangi sintesis prostaglandin dengan mengasetilasi dan dengan demikian mendeaktifkan siklooksigenasi, suatu enzim kunci yang diperlukan untuk sintesis prostaglandin tersebut.

Prostaglandin merupakan asam-asam karboksilat berkarbon-20 yang mengandung cincin-cincin siklopentana. Senyawa-senyawa ini disintesis dari asam-asam lemak tak jenuh berkarbon-20 (satu alasan mengapa lemak tak jenuh diperlukan dalam makanan yang baik).


Terdapat beberapa prostaglandin yang diketahui, namun keempat produk dalam persamaan diatas merupakan prostaglandin yang paling umum. Meskipun strukturnya mirip satu sama lain, prostaglandin berbeda dalam:
  1. banyaknya ikatan rangkap, dan
  2. apakah bagian siklopentana itu suatu diol ataukah suatu alkohol keto.
Biosintesis prostaglandin berlangsung dengan mekanisme radikal bebas. Abstraksi sebuah hidrogen alilik-rangkap, diikuti dengan suatu penataan-ulang alilik dari suatu ikatan rangkap, menghasilkan suatu serangan oleh sebuah radikal hidroksil pada karbon 15 dari asam lemak.


Minggu, 27 Desember 2015

Laporan farmasi fisika II: Penentuan kerapatan dan bobot jenis

BAB I

Prinsip dan Tujuan Percobaan

I.1.       Prinsip Percobaan

  • Menetapkan massa dan bobot jenis dengan cara memasukkan sampel seperti ke dalam alat yang akan digunakan yaitu piknometer, kemudian dihitung bobot  jenisnya.

I.2.       Tujuan Percobaan

  • Menentukan kerapatan dan bobot jenis beberapa zat.


BAB II

Teori

Berat jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan volume zat pada suhu tertentu (biasanya 25o C). kerapatan (specific gravity) adalah perbandingan antara bobot jenis suatu zat pada suhu tertentu (biasanya dinyatakan sebagai 25o /25o, 25o/4o, 4o,4o). Untuk bidang farmasi biasanya 25o/25o.
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, penetapan berat jenis digunakan hanya untuk cairan, dan kecuali dinyatakan lain, didasarkan pada perbandingan berat zat di udara pada suhu 25o terhadap berat air dengan volume dan suhu yang sama. Bila suhu ditetapkan dalam monografi, berat jenis adalah perbandingan berat zat di udara pada suhu yang ditetapkan terhadap berat air dengan volume dan suhu yang sama. Bila pada suhu 25oC zat berbentuk padat, tetapkan berat jenis pada suhu yang telah tertera pada masing-masing monografi, dan mengacu pada air  yang tetap pada suhu 25oC.
Menurut defenisi, Kerapatan adalah perbandingan yang dinyatakan dalam desimal, dari berat suatu zat terhadap berat dari standar dalam volume yang sama kedua zat mempunyai temperature yang sama atau temperature yang telah diketahui dan dinyatakan dalam sistem cgs dalam gram  per sentimeter kubik ( g /cm3 = g /ml ) dan dalam satuan SI kilogram per  meter kubik ( kg /m3 )
ρ = massa ( gram ) = gram. cm-3 = M L-3
     volume ( cm3 )

Air digunakan untuk standar untuk zat cair dan padat, hydrogen atau udara untuk gas. Dalam farmasi, perhitungan berat jenis terutama menyangkut cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan.
Berbeda dengan kerapatan, berat jenis adalah bilangan murni atau tanpa dimensi, yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok.
d = ρ zat
      ρ air
Berat jenis untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan sebagai perbandingan massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume air pada suhu 40C atau temperatur lain yang telah ditentukan. Pengujian kerapatan dilakukan untuk menentukan 3 macam kerapatan jenis yaitu:
Kerapatan sejati: massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk rongga yang terbuka dan  tertutup.
Kerapatan nyata: massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk pori/lubang terbuka, tetapi termasuk pori yang tertutup.
Kerapatan efektif: massa parikel dibagi volume partikel termausk pori yang tebuka dan tertutup.


Seperti titik lebur, titik didih atau indeks bias (bilangan bias). Kerapatan relatif merupakan besaran spesifik zat. Besaran ini dapat digunakan untuk pemeriksan  konsentrasi dan kemurniaan senyawa aktif, senyawa bantu dan sediaan farmasi.
Metode penentuan untuk cairan :
Metode Piknometer. Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan ruang, yang ditempati cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah untuk menimbang yang dinamakan piknometer. Ketelitian metode piknometer akan bertambah hingga mencapai keoptimuman tertentu dengan bertambahnya volume piknometer. Keoptimuman ini terletak pada sekitar isi ruang 30 ml.
Metode Neraca Hidrostatik. Metode ini berdasarkan hukum Archimedes yaitu suatu benda yang dicelupkan ke dalam cairan akan kehilangan massa sebesar berat volume cairan yang terdesak.
Metode Neraca Mohr-Westphal. Benda dari kaca dibenamkan tergantung pada balok timbangan yang ditoreh menjadi 10 bagian sama dan disitimbangkan dengan bobot lawan. Keuntungan penentuan kerapatan dengan neraca Mohr-Westphal adalah penggunan waktu yang singkat dan mudah dlaksanakan.
Metode areometer. Penentuan kerapatan dengan areometer berskala (timbangan benam, sumbu) didasarkan pada pembacaan seberapa dalamnya tabung gelas tercelup yang sepihak diberati dan pada kedua ujung ditutup dengan pelelehan.


BAB III

Prosedur Percobaan

III.1.    Cara kerja

  • Timbang piknometer kosong dan catat beratnya.
  • Masukkan pelarut (parafin liquid) yang tidak melaruutkan zat ke dalam piknometer, dan hitung kembali beratnya.
  • Ambil 2-3 ml parafin liquid dari piknometer dan pindahkan ke dalam tabung reaksi.
  • Timbang sampel (asam salisilat dan asetosal) kurang lebih 1-1,5 gram.
  • Masukkan sampel ke dalam piknometer dan tambahkan parafin liquid sampai penuh.
  • Lakukan perhitungan

III.2.    Alat dan bahan yang digunakan

  • piknometer
  •  tabung reaksi
  • gelas ukur
  •  Zat cair (parafin liquid)
  • Sampel (asam salisilat dan asetosal)


BAB IV

Hasil Percobaan dan Pembahasan

IV.1.    Hasil percobaan

  • Berat piknometer kosong = 16.251 gram
  • Berat piknometer + parafin liquid = 38.076 gram


asam salisilat
asetosal
X
1.5 gram
1.5 gram
b
21.825 gram
21.825 gram
d
38.698 gram
38.669 gram
a
16.251 gram
16.251 gram
ρ parafin liq.
0.873 gram/ml


IV.2. Pembahasan

Berat jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan  volume zat pada suhu tertentu (biasanya pada suhu 25ºC), sedangkan rapat jenis (specific gravity) adalah perbandingan antara bobot zat pada suhu tertentu (dalam bidang farmasi biasanya digunakan 25º/25º).  Berat jenis didefenisikan sebagai perbandingan kerapatan suatu zat terhadap kerapatan air. Harga kedua zat itu ditentukan pada temperatur yang sama, jika dengan tidak cara lain yang khusus. Oleh karena itu, dilihat dari defenisinya, istilah berat jenis sangat lemah. Akan lebih cocok apabila dikatakan sebagai kerapatan relatif. Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan massa jenis air murni. Air murni bermassa jenis 1 g/cm³ atau 1000 kg/m³. Berat jenis merupakan bilangan murni tanpa dimensi (Berat jenis tidak memiliki satuan), dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok.
Dalam bidang farmasi kerapatan dan berat jenis suatu zat atau cairan digunakan sebagai salah satu metode analisis yang berperan dalam menentukan senyawa cair, digunakan pula untuk uji identitas dan kemurnian dari senyawa obat terutama dalam bentuk cairan, serta dapat pula diketahui tingkat kelarutan/daya larut suatu zat. alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu piknometer. Piknometer digunakan untuk mencari bobot jenis dan hidrometer digunakan untuk mencari rapat jenis. Piknometer biasanya terbuat dari kaca untuk erlenmeyer kecil dengan kapasitas antara 10ml-50ml..
Untuk melakukan percobaan penetapan bobot jenis, piknometer dibersihkan dengan menggunakan aquadest, kemudian dibilas dengan alkohol untuk mempercepat pengeringan piknometer kosong tadi. Pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa dari permbersihan, karena biasanya pencucian meninggalkan tetesan pada dinding alat yang dibersihkan, sehinggga dapat mempengaruhi hasil penimbangan piknometer kosong, yang akhirnya juga mempengaruhi nilai bobot jenis sampel. Pemakaian alkohol sebagai pembilas memiliki sifat-sifat yang baik seperti mudah mengalir, mudah menguap dan bersifat antiseptikum. Jadi sisa-sisa yang tidak diinginkan dapat hilang dengan baik, baik yang ada di luar, maupun yang ada di dalam piknometer itu sendiri.
Piknometer kemudian dikeringkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan piknometer pada bobot sesungguhnya. Setelah itu didiamkan sampai dingin dalam baskom berisi air es. Akhirnya piknometer ditimbang pada timbangan analitik dalam keadaan kosong. Setelah ditimbang kosong, piknometer lalu diisikan dengan sampel mulai dengan aquadest, sebagai pembanding nantinya dengan sampel yang lain. Pengisiannya harus melalui bagian dinding dalam dari piknometer untuk mengelakkan terjadinya gelembung udara. Proses pemindahan piknometer harus dengan menggunakan tissue. Akhirnya piknometer yang berisi sampel ditimbang.
Adapun keuntungan dari penentuan bobot jenis dengan menggunakan piknometer adalah mudah dalam pengerjaan. Sedangkan kerugiannya yaitu berkaitan dengan ketelitian dalam penimbangan. Jika proses penimbangan tidak teliti maka hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan hasil yang ditetapkan literatur. Disamping itu penentuan bobot jenis dengan menggunakan piknometer memerlukan waktu yang lama. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis suatu zat adalah:
Temperatur, dimana  pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung bobot jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhudimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25oC (suhu kamar).
Massa zat, jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot jenisnya juga menjadi lebih besar.
Volume zat, jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, bobot molekulnya serta kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi bobot jenisnya.


BAB V

Kesimpulan

Dari hasil praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa:
  • Kerapatan zat padat pertama (asam salisilat) adalah 1.491 gram ml-1.
  • Kerapatan zat padat kedua (asetosal) adalah 1.491 gram ml-1.
  • Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis suatu zat adalah temperatur, massa zat dan volume zat.

Daftar Pustaka

Lampiran

PERHITUNGAN
Rumus: Kerapatan zat padat = x . ρ parafin liquid gram ml-1
(b – d + x + a)
Asam salisilat
Kerapatan zat padat1 = x . ρ parafin liquid gram ml-1
                                    (b – d + x + a)
                                  =  1.5               x                 0.873
                                    (21.825 – 38.698 + 1.5 + 16.251)
                                    = 1.491 gram ml-1
Asetosal
Kerapatan zat padat2 = x . ρ parafin liquid gram ml-1
                                    (b – d + x + a)
                                  =  1.5               x                 0.873
                                    (21.825 – 38.669 + 1.5 + 16.251)
                                    = 1.443 gram ml-1

Sabtu, 26 Desember 2015

Makalah: Pembuatan Antibiotik melalui Fermentasi

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Pembuatan Antibiotik melalui Fermentasi”  dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan hasil pemikiran kami dibantu oleh beberapa referensi.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak.
Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada yang terhormat:
  • Ibu Irma selaku dosen  kami yang dengan kerendahan hati membimbing kami dan mengarahkan kami hingga makalah ini dapat terselesaikan.
  • Orang tua kami yang telah memberikan motivasi dan semangat kerja kepada kami.
  • Serta teman-teman sekalian yang juga ikut turut membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklalah sempurna oleh karena itu kami mengharap masukan dan kritikan yang bersifat membangun bagi makalah kami ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Wassalmu alaikum warahmatullahi wabarakatu

Hormat kami


Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antibiotik termasuk jenis obat yang cukup sering diresepkan dalam pengobatan modern. Antibiotik adalah zat yang membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Sebelum penemuan antibiotik yang pertama, penisilin, pada tahun 1928, jutaan orang di seluruh dunia tak terselamatkan jiwanya karena infeksi-infeksi yang saat ini mudah diobati. Ketika influenza mewabah pada tahun 1918, diperkirakan 30 juta orang meninggal, lebih banyak daripada yang terbunuh pada Perang Dunia I.
Pencarian antibiotik telah dimulai sejak penghujung abad ke-18 seiring dengan meningkatnya pemahaman teori kuman penyakit, suatu teori yang berhubungan dengan bakteri dan mikroba yang menyebabkan penyakit. Saat itu para ilmuwan mulai mencari obat yang dapat membunuh bakteri penyebab sakit. Tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk menemukan apa yang disebut “peluru ajaib”, yaitu obat yang dapat membidik/menghancurkan mikroba tanpa menimbulkan keracunan.
Penggunaan antibiotik sangat diperhatikan oleh para apoteker dan tenaga kesehatan lainnya, khususnya penggunaan pada orang awam yang kurang memahami arti pentingnya kepatuhan dalam pengunaan antibiotik. Tentu kita sering mendengar kalimat “antibiotiknya harus diminum sesuai aturan dan sampai habis ya”. Beberapa dari kalian mungkin pernah bertanya, mengapa? Salah satu masalah besar yang timbul dari penggunaan antibiotik yang tidak rasional adalah resistensi. Dalam kasus ini, jangan meremehkan bakteri ya, karena mereka itu cerdik. Jika kita tidak meminum antibiotik tepat waktu, atau tidak sampai habis karena merasa sudah sembuh, bakteri-bakteri di tubuh kita akan menjadi terlatih dengan “serangan” yang kita berikan. Tidak hanya itu, mereka juga mengatur strategi agar dapat memodifikasi “serangan” sehingga mereka dapat menghindari “serangan” kita dan menjadi kebal. Bayangkan jika infeksi bakteri menjadi sulit diberantas. Berbahaya bukan? Oleh karena itu, konseling yang tepat dan didukung kepatuhan pasien yang tinggi merupakan salah satu pilihan utama dalam membantu penggunaan antibiotik secara benar. Perlu diketahui juga bahwa tidak semua penyakit membutuhkan “bantuan” antibiotik. Jika anda diberikan resep berisi antibiotik oleh dokter, mintalah penjelasan dari dokter anda mengapa anda membutuhkankannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
  • Apa yang dimaksud dengan antibiotik?
  • Apa bahan baku yang digunakan?
  • Jelaskan mekanisme pembuatan antibiotik?
  • Apa manfaat dari pembuatan antibiotik ?

1.3 Tujuan

  • Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan antibiotik
  • Dapat mengetahui bahan baku apa yang digunakan dalam pembuatan antibiotik
  • Dapat menjelaskan mekanisme pembuatan antibiotik
  • Untuk  mengetahui manfaat antibiotik dalam kehidupan sehari-hari
  • Dapat menjelaskan salah satu contoh kongkrit pembuatan antibiotik.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu:
  • Agar kita dapat mengetahui tentang antibiotik serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan, terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
  • Memberikan kita pengetahuan mengenai produksi antibiotik secara fermentasi dengan melibatkan mikroorganisme tertentu
  • Memberikan kita pengetahuan bagaimana cara pembuatan antibiotika secara fermentasi
  • Memberikan wawasan baru tentang sifat-sifat antibiotik

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Antibiotik

Antibiotik adalah zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan, dan bahkan menghancurkan, mikroorganisme berbahaya. Antibiotik berasal dari dua kata Yunani, yaitu ‘anti’ yang berarti ‘melawan’ dan ‘bios’ yang berarti ‘hidup’. Antibiotik adalah obat yang dipergunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Obat ini telah digunakan untuk melawan infeksi berbagai bakteri pada tumbuhan, hewan, dan manusia sejak tahun 1930-an. Antibiotik hanya melawan infeksi bakteri dan tidak bekerja melawan infeksi virus, seperti flu, pilek, sakit tenggorokan, gondok, bronkhitis, dll. Antibiotik yang dipergunakan untuk mengobati infeksi virus malah bisa membahayakan tubuh. Hal ini karena setiap kali dosis antibiotik diambil virus tidak terpengaruh, malah sebaliknya, terjadi peningkatan kekebalan bakteri terhadap antibiotik. Bakteri yang kebal dengan antibiotik tidak dapat dibunuh dengan obat tersebut pada dosis yang sama. Inilah sebabnya mengapa setiap orang harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh dokter sebelum mengambil antibiotik. Penisilin, sebagai antibiotik pertama, ditemukan secara tidak sengaja oleh Alexander Fleming dari kultur jamur. Saat ini terdapat lebih dari 100 jenis antibiotik yang digunakan dokter untuk menyembuhkan infeksi ringan sampai parah.

2.2 Bahan Baku yang Digunakan dalam Pembuatan Antibiotik.

Senyawa yang membuat kaldu fermentasi merupakan bahan baku utama yang diperlukan untuk produksi antibiotik. Kaldu ini adalah larutan berair terdiri dari semua bahan yang diperlukan untuk proliferasi mikroorganisme. Biasanya, berisi sumber karbon seperti molase, atau makanan kedelai, yang keduanya terbuat dari gula laktosa dan glukosa. Bahan-bahan ini dibutuhkan sebagai sumber makanan bagi organisme. Nitrogen adalah senyawa lain yang diperlukan dalam siklus metabolisme organisme. Untuk alasan ini, garam amonia biasanya digunakan. Selain itu, jejak unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang tepat dari antibiotik yang memproduksi organisme disertakan. Ini adalah komponen seperti fosfor, belerang, magnesium, seng, besi, dan tembaga diperkenalkan melalui garam larut dalam air. Untuk mencegah berbusa selama fermentasi, agen antibusa seperti octadecanol, dan silikon digunakan.

2.3 Mikroorganisme yang Digunakan.

Adapun mikroorganisme yang digunakan dalam produksi antibotik diantaranya
  • Fungi: Phymycotes, Ascomycotes, Aspergillus, Penicillium, Basidiomycotesm, Fungi imferfecti.
  • Bakteri: pseudomodaceae, Enterobacterilaceae, Micrococcaceae, Lactobacillaceae, Bacillacea (Bacillus), Astinomycetales, Mycobacteriaceae, Actinoplanaceae, Streptomycetaceae(Streptomyces),Micromonosporaceae,Thermoactinomicetaceae, Nocardiaceae.

2.4 Mekanisme Pembuatan Antibiotik

Meskipun antibiotik paling banyak terjadi pada alam, mereka biasanya tidak tersedia dalam jumlah yang dibutuhkan untuk produksi skala besar.
Untuk alasan ini, proses fermentasi dikembangkan. Ini melibatkan mengisolasi mikroorganisme yang diinginkan, mendorong pertumbuhan budaya dan menyempurnakan serta mengisolasi produk antibiotik akhir. Adalah penting bahwa kondisi steril dipertahankan selama proses manufaktur, karena kontaminasi oleh mikroba asing akan merusak fermentasi.

Persiapan
Sebelum fermentasi dimulai, mikroorganisme yang memproduksi antibiotik yang diinginkan harus diisolasi dan jumlahnya harus ditingkatkan. Untuk melakukan hal ini, budaya starter dari sampel sebelumnya terisolasi, disimpan organisme dibuat di laboratorium. Untuk menumbuhkan budaya awal, sampel mikroorganisme tersebut dipindahkan ke medium agar. Kemudian dimasukkan ke dalam labu goyang bersama dengan makanan dan nutrisi lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhan. Hal ini menciptakan suspensi, yang dapat ditransfer ke tangki benih untuk pertumbuhan lebih lanjut. Tank-tank benih adalah baja tank yang dirancang untuk menyediakan lingkungan yang ideal bagi mikroorganisme tumbuh. Tanki ini penuh dengan semua hal yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk bertahan hidup dan berkembang, termasuk air hangat dan makanan karbohidrat seperti gula laktosa atau glukosa. Selain itu, juga mengandung sumber karbon lainnya yang diperlukan, seperti asam asetat, alkohol, atau hidrokarbon, dan sumber nitrogen seperti garam amonia. Faktor pertumbuhan seperti vitamin, asam amino, dan nutrisi minor melengkapi komposisi isi tangki. Tank-tank benih dilengkapi dengan mixer, yang menjaga media pertumbuhan bergerak, dan pompa untuk mensterilkan serta menyaring udara. Setelah sekitar 24-28 jam, bahan dalam tangki benih dipindahkan ke tangki fermentasi utama.
Fermentasi
Tangki fermentasi pada dasarnya adalah tangki versi besar yang mampu menampung sekitar 30.000 galon dan diisi dengan media pertumbuhan yang sama.
Antibiotika ditemukan dalam tangki benih dan juga menyediakan lingkungan indusif untuk pertumbuhan. Berikut mikroorganisme yang diizinkan untuk tumbuh dan berkembang biak. Selama proses ini, mereka mengeluarkan jumlah besar antibiotik yang diinginkan. Tank-tank didinginkan untuk menjaga suhu antara 73-81 ° F (23-27,2 ° C). Hal ini terus gelisah, dan aliran berkelanjutan dari udara disterilkan dipompa ke dalamnya. Untuk alasan ini, anti-foaming agen akan ditambahkan secara berkala. Karena kontrol pH sangat penting untuk pertumbuhan yang optimal, asam atau basa ditambahkan ke tangki yang diperlukan.
Isolasi dan Pemurnian
Setelah tiga sampai lima hari, jumlah maksimum antibiotik akan telah diproduksi dan proses isolasi dapat dimulai. Tergantung pada antibiotik tertentu diproduksi, kaldu fermentasi diproses oleh berbagai metode pemurnian. Misalnya, untuk senyawa antibiotik yang larut dalam air, metode pertukaran ion dapat digunakan untuk pemurnian. Dalam metode ini, senyawa tersebut pertama kali dipisahkan dari bahan sampah organik dalam kaldu dan kemudian dikirim melalui peralatan, yang memisahkan senyawa yang lain larut dalam air dari yang diinginkan. Untuk mengisolasi antibiotik minyak yang larut seperti penisilin, metode ekstraksi pelarut yang digunakan. Dalam metode ini, kaldu diperlakukan dengan pelarut organik seperti butil asetat atau metil isobutil keton, yang secara khusus dapat melarutkan antibiotik. Antibiotik dilarutkan kemudian kembali dengan menggunakan berbagai cara kimia organik. Pada akhir langkah ini, produsen biasanya dibiarkan dengan bentuk bubuk murni dari antibiotik, yang dapat lebih disempurnakan ke dalam jenis produk yang berbeda.
Pengilangan
Produk antibiotik dapat mengambil berbagai bentuk. Mereka bisa dijual dalam solusi untuk tas intravena atau jarum suntik, dalam bentuk pil atau kapsul gel, atau mereka dapat dijual sebagai bubuk, yang dimasukkan ke dalam salep topikal. Tergantung pada bentuk akhir, langkah-langkah pemurnian berbagai antibiotik dapat diambil setelah isolasi awal. Untuk tas intravena, antibiotik kristal dapat dilarutkan dalam larutan, dimasukkan ke dalam tas, yang kemudian tertutup rapat. Untuk kapsul gel, antibiotik bubuk secara fisik diisi ke bagian bawah kapsul kemudian bagian atas secara mekanik diberlakukan. Ketika digunakan dalam salep topikal, antibiotik tersebut dicampur ke dalam salep. Dari titik ini, produk antibiotik diangkut ke stasiun kemasan akhir. Di sini, produk ditumpuk dan dimasukkan ke dalam kotak. Mereka dimuat di truk dan diangkut ke berbagai distributor, rumah sakit, dan apotek. Seluruh proses fermentasi, pemulihan pengolahan, dan bisa berlangsung dari lima sampai delapan hari.
Quality Control
Kontrol kualitas sangat penting dalam produksi antibiotik. Karena melibatkan proses fermentasi, langkah-langkah yang diambil harus dipastikan bahwa tidak adanya kontaminasi selama proses produksi.. Untuk tujuan ini, media dan semua peralatan pengolahan yang menyeluruh uap disterilkan. Selama manufaktur, kualitas semua senyawa diperiksa secara teratur. Yang paling penting adalah pemeriksaan sering kondisi budaya mikroorganisme selama proses fermentasi. Ini dicapai dengan menggunakan berbagai teknik kromatografi. Juga, sifat fisik dan kimia berbagai produk jadi diperiksa seperti pH, titik leleh, dan kadar air.
Di Amerika Serikat, produksi antibiotik sangat diatur oleh Administrasi Makanan dan Obat (FDA). Tergantung pada aplikasi dan jenis antibiotik, pengujian lebih atau kurang harus dilengkapi. Sebagai contoh, FDA mengharuskan untuk antibiotik tertentu setiap batch harus diperiksa oleh mereka untuk efektivitas dan kemurnian. Hanya setelah mereka telah disertifikasi batch itu dapat dijual untuk konsumsi umum.
Sejak pengembangan obat baru adalah proposisi mahal, perusahaan farmasi telah melakukan penelitian sangat sedikit dalam satu dekade terakhir. Namun, suatu perkembangan yang mengkhawatirkan telah mendorong kembali minat dalam pengembangan antibiotik baru. Ternyata bahwa beberapa bakteri penyebab penyakit telah bermutasi dan mengembangkan perlawanan terhadap berbagai antibiotik standar. Ini bisa memiliki konsekuensi serius terhadap kesehatan masyarakat di dunia kecuali antibiotik baru ditemukan atau perbaikan yang dibuat pada orang yang tersedia. Masalah menantang akan menjadi fokus penelitian selama bertahun-tahun yang akan datang. Poltek surabaya.

2.5  Manfaat antibiotik

Manfaat antibiotik ini sangat besar,sehingga terus dikembangkan hingga sampai saat ini. Antibiotik digunakan dalam dalam berbagai bidang, misalnya saja bidang pertanian, kesehatan, bioteknologi dan masih banyak lagi bidang lain yang menggunakan antibiotik ini. secara umum antibiotik ini digunakan untuk menekan atau menghentikan perkembangan bakteri atau mikroorganisme berbahaya yang berada dalam tubuh. Manfaat utama antibiotik yang sering digunakan yaitu untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka. Dalam pengunaan antibiotik harus dalam ukuran tepat dalam membunuh bakteri.

2.6 Sifat-sifat antibiotik

Sifat-sifat yang harus dimiliki dalam antibiotik yaitu:
  • Menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak inang(host)
  • Bersifat bakterisida dan bukan bakteriostatik
  • Tidak menyebabkan resistensi terhadap kuman
  • Berspektrum luas
  • Tidak bersifat alergenik atau menimbulkan efek samping jika digunakan dalam jangka panjang
  • Larut didalam air serta stabil

2.7 Contoh pembuatan antibiotik

Salah satuh contoh pembuatan antibotik yaitu  PRODUKSI ANTIBIOTIKA SECARA FERMENTASI DARI BIAKAN MIKROORGANISME SIMBION RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii. Sumber: Tadjuddin Naid, Syaharuddin Kasim, Asnah Marzuki, dan Sumarheni Laboratorium Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

       Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa antibiotik merupakan zat kimia atau obat yang dihasilkan oleh mikroorganisme  yang umumnya digunakan untuk menekan dan menghentikan perkembangan mikroorganisme lainnya yang bersifat patogen yang berada dalam tubuh  serta untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka.  Dalam pengunaan antibiotik harus dalam ukuran tepat dalam membunuh bakteri, karena jika tidak maka mikroorganisme yang menjadi sasaran antibiotik akan kebal terhadap antibiotik, menyebabkan kerusakan organ bagian dalam tubuh bahkan kematian.

3.2 Saran

       Menggunakan antibiotik memang mempercepat penyembuhan, tetapi penggunaan antibiotik yang berlebihan malah dapat menyebabkan penyakit tambah parah. Oleh karena itu ambillah keputusan yang bijak serta gunakan antibiotik sesuai dengan dosis dalam penggunaan antibiotik.

DAFTAR PUSTAKA

Teman yg harus dihindari; ROKOK

Hallooo, salam kenal buat kalian yang membaca artikel ini.
Disini saya akan nge-share beberapa hal tentang rokok. So, check this out!:)
Nah pertama kita kenalan dulu yuk apa itu rokok. Menurut wikipedia, rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang 70 hingga 120 mm (tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya (jadi buat yang ngerokok jangan pernah membakar rokok di kedua ujungnya hehe).
Jenis-jenis rokok itu bisa dibedakan menjadi beberapa jenis (saya akan menjabarkan beberapanya saja), seperti:
Berdasarkan bahan pembungkus:
  • Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kulit jagung.
  • Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
  • Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
  • Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
  • Rokok daun nipah
Berdasarkan bahan baku atau isi:
  • Rokok putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
  • Rokok kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
  • Rokok klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Berdasarkan penggunaan filter:
  • Rokok filter ( RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
  • Rokok non filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.
Dilihat dari komposisinya:
  1. Bidis: tembakau yang digulung dengan daun temburni kering dan diikat dengan benang
  2. Cigar: dari fermentasi tembakau yang diasapi, digulung dengan daun tembakau
  3. Kretek: campuran tembakau yang diasapi, digulung dengan daun tembakau.
  4. Tembakau: langsung ke mulut atau tembakua kunyah juga biasa digunakan di Asia Tenggara dan Asia.
  5. Shisa atau hubbly bubbly: jenis tembakau dari buah-buahan atau rasa buah-buahan yang disedot dengan pipa dari tabung
Nah sekarang ayo kita liat apa aja sih bahan kimia yang terkandung didalam rokok dan kebanyakan orang “suka”?
  • Nikotin: kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.
  • Tar: yang terdiri dari 4.000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia diantaranya bersifat karsinogenik
  • Sianida: senyawa kimia yang mengandung cyano.
  • Benzena: juga dikenal sebagi bensol, senyawa organik yang mudah terbakar dan tidak berwarna.
  • Cadium: sebuah logam yang beracun dan radioaktif.
  • Metanol: alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil alkohol.
  • Asetilena: merupakan senyawa kimia tak jenuh dan juga merupakan senyawa hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
  • Amonia: dapat ditemukan dimana-mana, tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertenu.
  • Formaldehida: cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat. MA-YAT.
  • Hidrogen sianida:racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai pembuat plastik dan peptisisda.
  • Arsenik: bahan yang terdapat dalam racun tikus.
  • Karbon monoksida: bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan mobil dan motor.
Meskipun demikian, cuman tar dan nikotin saja yang dicantumkan dalam bungkus rokok huhu

Dari apa yang kita baca diatas aja udah kebayang dong gimana bahayanya rokok bagi kesehatan?
Bahkan bagi orang yang menghirup asap rokok atau yang biasa disebut perokok pasif lebih sangat berbahaya dibanding perokok aktif. Why?
Dalam asap rokok yang membara karena dihisap, tembakau terbakar kurang sempurna sehingga menghasilkan CO (karbon mono oksida), yang disamping asapnya sendiri, tar dan nikotine (yang terjadi juga dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan napas.
Begitu banyak penyakit yang disebabkan oleh “benda mungil” ini, bahkan sudah banyak saudara-saudara kita yang meninggal akibat “berpacaran” dengan rokok.
Jadi, buat kalian yang perokok aktif masih ingin “membunuh” diri sendiri dan orang lain secara perlahan?
Ayolah guys mari sama-sama kita budayakan hidup sehat agar terciptanya generasi muda yang.....apa yaa?haha pokoknya yang sehat wa alfiat lahir dan bathinJ
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel saya, semoga bermanfaat untuk para pembaca. AMIIINNNNNNN.
See you!
 
Mutia Dwi Lestari Blogger Template by Ipietoon Blogger Template