LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
ISOTERM ADSORPSI
OLEH:
AEP SAEPUDIN (D1A140881)
MUTIA DWI LESTARI (D1A14098)
SYIFA AZHARI (D1A140879)
AEP SAEPUDIN (D1A140881)
MUTIA DWI LESTARI (D1A14098)
SYIFA AZHARI (D1A140879)
LABORATORIUM TEKNOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
BANDUNG
2015
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
BANDUNG
2015
BAB I
Prinsip dan Tujuan Percobaan
I.1. Prinsip Percobaan
- Didasarkan pada teori freundlich, yaitu banyaknya zat yang diadsorpsi pada temperatur tetap oleh suatu adsorbanpada percobaan ini tergantung dari konsentrasi dan kereaktifan adsorbat mengadsorpsi zat-zat tertentu
I.2. Tujuan Percobaan
- Menentukan tetapan-tetapan isotern adsorpsi Freundlich bagi proses adsorpsi asam asetat atau asam klorida pada arang.
BAB II
Teori
Adsorpsi adalah penyerapan suatu zat
pada permukaan zat lain. Fenomena inimelibatkan interaksi fisik, kimia, dan
gaya elektrostatik antara adsorbat dengan adsorben pada permukaan
adsorben. Ada dua macam adsorpsi yaitu adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia.Dalam
adsorpsi fisika, molekul-molekul teradsorpsi pada permukaan dengan ikatan yanglemah
(bersifat reversible, dengan cara menurunkan tekana gas atau konsentrasi zat
terlarut).Sedangkan adsorpsi kimia melibatkan ikatan koordinasi sebagai hasil
penggunaan elektron bersama-sama adsorben dan adsorbat(Osick,1983;
Sukardjo,1990). Adsorben adalah zatyang mengadsorpsi zat lain. yang memiliki
ukuran partikel seragam, kepolarannya samadengan zat yang akan diserap dan
mempunyai berat molekul besar. Adsorbat adalah zat yangteradsorpsi zat lain.
Fakttor-faktor yang mempengaruhi kapasitas adsorpsi antara lain,
luas permukaan adsorben, ukuran pori adsorben, kelarutan zat terlarut, pH,
dantemperatur(Castellan,1982).Adsorpsi isoterm adalah hubungan yang menunjukkan
distribusi adsorben antara faseteradsorbsi pada permukaan adsorben dengan fase
ruah kesetimbangan pada temperatur tertentu.
Ada tiga jenis hubungan matematik
yang umumnya digunakan untuk menjelaskanisoterm. Isoterm ini berdasarkan asumsi
bahwa adsorben mempunyai permukaan yangheterogen dan tiap molekul mempunyai
potensi penyerapan yang berbeda-beda. Persamaanini merupakan persamaan yang
dikemukakan oleh Freundlich. Persamaannya adalah :
x/m = k C
1/n
dimana:
x = banyaknya zat terlarut yng teradsorpsi (mg)
m = massa adsorben (mg)
C = konsentrasi adsorben yang sama
k,n = konstanta adsorben
Dari isoterm ini, akan diketahui
kapasitas adsorben dalam menyerap air. Isoterm iniakan digunakan dalam
penelitian yang akan dilakukan, karena dengan isoterm ini dapatditentukan
efisisensi dari suatu adsorben (Castellan,1982).Karbon aktif umumnya mempunyai
daya adsorpsi yang rendah dan daya adsorpsi dapatdiperbesar dengan mengaktifkan
arang dengan menggunakan uap atau bahan kimia,aktivitasini bertujuan
memperbesar luas permukaan arang dengan membuka pori-pori
yangtertutup(Kateren,1987).
BAB III
Prosedur Percobaan
III.1. Cara Kerja
- Aktifkan arang dalam cawan poselen dengan pemanasan. Masukkan kedalam 6 buah erlenmeyer bertutup masing-masing 1 gram arang yang ditimbang dengan ketelitian 1 mg, berat tidak perlu tepat 1 g, tetapi harus teliti.
- Siapkan larutan asam dengan konsentrasi 0,5N; 0,25N; 0,125N; 0,0625N; 0,0313N; 0,0156N, masing-masing sebanyak 100 ml. Masukkan masing-masing larutan kedalam erlenmeyer tertutup yang berisi arang. Tutup erlenmeyer ini dan biarkan selama 30 menit, kocok larutan selama 1 menit tiap 10 menit.
- Catat temperatur selama percobaan dan jaga agar tidak terjadi perubahan temperatur yang terlalu besar.
- Saring tiap larutan dengan kertas saring yang kering.
- Titrasi larutan filtrat sebagai berikut: larutan a dan b diambil 5 ml, larutan c dan d diambil 10 ml, dan larutan e dan f diambil 15 ml, kemudian dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,5N dengan menggunakan indikator pp 3 tetes.
III.2. Alat-alat yang digunakan
- Cawan porselen
- Penjepit tabung
- Erlenmeyer tertutup 250 ml
- Erlenmeyer 250 ml
- Labu ukur 100 ml
- Pipet volume 5,10,25 ml
- Spatula
- Gelas ukur 100 ml
- Ball pipet
- Pipet tetes
- Pembakar spiritus
- Kaki tiga + kasa abses
- Buret 50 ml
- Statif + klem buret
- Corong gelas
- Penyangga corong
- Kertas saring
- Batang pengaduk
- Botol semprot
III.3. Bahan-bahan yang digunakan
- Larutan asam asetat atau asam klorida dengan konsentrasi sbb:
- 0,5 N 100ml
- 0,25 N 100ml
- 0,125 N 100ml
- 0,0625 N 100ml
- 0,0313 N 100ml
- 0,0156 N 100ml
- Adsorben atau arang jenis lainnya
- Larutan standar NaOH 0.5 N
- Indikator PP
BAB
IV
Hasil Percobaan dan Pembahasan
IV.1. Hasil percobaan
V HCl (ml) Konsentrasi (N) V NaOH(ml) V awal V akhir V terpakai 10 0,5 7,8 15 7,2 10 0,25 2 7,8 5,8 10 0,125 15 16,8 1,8 10 0,0625 2 3 1 10 0,0313 1,5 2 0,5
IV.2. Pembahasan
Adsorbsi adalah pengumpulan zat terlarut
dipermukaan media dan merupakan jenis adhesi yang terjadi pada zat padat atau
cair yang kontak dengan zat-zat lainnya.
Percobaan yang dilakuakan pada bab
isotherm adsorpsi arang aktif adalah dengan menggunakan larutan organic yaitu
HCl dengan variasi 5 konsentrasi. Adsorben yang digunakan adalah arang yang
telah diaktifkan sebelumnya. Pengaktifan arang dapat dilakukan dengan beberapa
cara.
Pada percobaan ini pengaktifan
arang dilakukan dengan cara pemanasan menggunakan suhu yang tinggi, hal ini
dilakukan karena percobaan ini mengadsorbsi larutan organic (asam klorida)
sehingga pengaktifan dilakukan dengan suhu tinggi dan tidak sampai membara.
Perlakuan ini dimaksudkan supaya arang tidak menjadi abu, dimana jika telah
menjadi abu, arang tersebut tidak dapat lagi untuk menjadi absorben. Tujuan
dari pemanasan ini adalah untuk membuka pori-pori permukaan dari arang agar
mampu mengabsorpsi secara maksimal (mengabsorpsi asam klorida).
Arang yang telah aktif digunakan untuk
mengadsorpsi asam klorida dengan variasi konsentrasi yaitu, 0,5 N; 0,25 N;
0,125 N; 0,0625 N; 0,0313 N diperoleh dari hasil titrasi dengan NaOH 0,5
N, asam klorida yang dititrasi berasal dari sisa asam yang
digunakan pada percobaan.
Langkah pertama, memasukkan 1 gram arang
aktif kedalam Erlenmeyer dan menambahkan asam klorida dengan konsentrasi
yang ada sebanyak 100 ml kemudian tutup Erlenmeyer dan diamkan selama 30 menit
dengan perlakuan pengocokan setiap 10 menit dengan rentang 1 menit dan
temperature tetap dijaga konstan. Langkah ini dilakukan untuk menjaga
kestabilan adsorben dalam mengadsorpsi adsorbat. Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui kemampuan arang untuk mengabsorpi larutan asam klorida dalam
berbagai konsentrasi pada suhu konstan (isoterm).
Setelah 30 menit, larutan disaring
dengan kertas saring. Selanjutnya, titrasi asam klorida hasil adsorpsi dengan
indicator PP dan larutan NaOH 0,5 N sebagai titran. Dimana asam klorida mendapat dua perlakuan,
yakni titrasi asam klorida awal dan titrasi asam klorida akhir (setelah
penambahan arang). Dalam titrasi asam klorida akhir ini diambil 10 ml dari tiap
masing-masing larutan.
Pada percobaan ini akan ditentukan harga
tetapan-tetapan adsorbsi isoterm Freundlich bagi proses adsorpsi ASAM KLORIDA
terhadap arang. Variabel yang terukur pada percobaan adalah volume larutan NaOH
0,5 N yang digunakan untuk menitrasi ASAM KLORIDA. Setelah konsentrasi awal dan
akhir diketahui, konsentrasi ASAM KLORIDA yang teradsorbsi dapat diketahui
dengan cara pengurangan konsentrasi awal dengan konsentrasi akhir. Selanjutnya
dapat dicari berat ASAM KLORIDA yang teradsorbsi.
Dari data pengamatan dan hasil
perhitungan, konsentrasi asam klorida sebelum adsorpsi lebih tinggi daripada
setelah adsorpsi. Hal ini karena asam klorida telah diadsorpsi oleh arang
aktif. Dari data juga dibuat suatu grafik dimana x/m diplotkan sebagai ordinat
dan C sebagai absis.
Adsorpsi karbon membuat konsentrasi asam
klorida mengalami penurunan. Pada data diatas penyerapan tiap percobaan terjadi
ketidaksamaan antara data 1 sampai 5 dapat dilihat dari X gram ( jumlah zat
yang teradsorpsi) kurang stabil. Hal ini terjadi karena dalam adsorpsi
terdapat beberapa factor yang dapat mempengaruhi hasil adsorpsi.
Menurut M.T. Sembiring dkk, 2003 bahwa
karbon aktif yang baik mempunyai persyaratan seperti yang tercantum pada SII
No.0258 -79. Sifat karbon aktif yang paling penting adalah daya serap. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu :
Sifat terapan
Banyak
senyawa yang dapat diadsorpsi oleh karbon aktif, tetapi kemampuannya untuk
mengadsorpsi berbeda untuk masing- masing senyawa. Adsorpsi akan bertambah
besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari sturktur yang
sama, seperti dalam deret homolog. Adsorbsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi,
posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dari senyawa serapan.
Temperatur/suhu
Dalam pemakaian karbon aktif dianjurkan untuk
menyelidiki suhu pada saat berlangsungnya proses. Karena tidak ada peraturan
umum yang bisa diberikan mengenai suhu yang digunakan dalam adsorpsi. Faktor
yang mempengaruhi suhu proses adsoprsi adalah viskositas dan stabilitas thermal
senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan,
seperti terjadi perubahan warna mau dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada
titik didihnya. Untuk senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada suhu kamar atau
bila memungkinkan pada suhu yang lebih kecil.
pH (Derajat
Keasaman).
Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat
bila pH diturunkan, yaitu dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan
karena kemampuan asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut.
Sebaliknya bila pH asam organik dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali,
adsorpsi akan berkurang sebagai akibat terbentuknya garam.
Waktu Singgung
Bila
karbon aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai
kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang
yang digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis karbon aktif, pengadukan juga
mempengaruhi waktu singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada
partikel karbon aktif untuk bersinggungan dengan senyawa serapan. Untuk larutan
yang mempunyai viskositas tinggi, dibutuhkan waktu singgung yang lebih lama.
BAB V
Kesimpulan
BAB V
Kesimpulan
- Dalam pengenceran semakin besar konsentrasi yang diinginkan semakin besar pula volume yang diperlukan untuk pengenceran.
- Warna yang dihasilkan pada proses titrasi adalah pink muda.
- Titrasi menggunakan larutan standar NaOH 0,1 N dengan indikator pp
- Arang dapat berfungsi sebagai adsorbsi.
- Konsentrasi asam klorida sebelum adsorpsi lebih tinggi daripada setelah adsorpsi. Hal ini karena asam klorida telah diadsorpsi oleh arang aktif.
DAFTAR PUSTAKA
- MODUL PRAKTIKUM FARMASI FISIKA 1 Universitas Al-ghifari Bandung
- Castellan G.W. 1983. Physical Chemistry. Edisi ketiga. Addison-Wesley Publishing Company
- Ningsih, Niken Muliati.2010.isoterm adsorpsi. Makassar (diakses pada tanggal 25 oktober 2013)
- www.poeraindonesia.blogspot.com/2012/11/praktikum-kimia-fisika-isoterm-adsorpsi.html
- https://yulia4ict.wordpress.com/kimia/isoterm-adsorbsi-karbon-aktif-2/
0 komentar:
Posting Komentar