BAB I
Prinsip dan Tujuan Percobaan
I.1. Prinsip Percobaan
- Menetapkan massa dan bobot jenis dengan cara memasukkan sampel seperti ke dalam alat yang akan digunakan yaitu piknometer, kemudian dihitung bobot jenisnya.
I.2. Tujuan Percobaan
- Menentukan kerapatan dan bobot jenis beberapa zat.
BAB II
Teori
Berat jenis suatu
zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan volume zat pada suhu
tertentu (biasanya 25o C). kerapatan (specific gravity) adalah perbandingan
antara bobot jenis suatu zat pada suhu tertentu (biasanya dinyatakan sebagai
25o /25o, 25o/4o, 4o,4o). Untuk bidang farmasi biasanya 25o/25o.
Kecuali dinyatakan
lain dalam masing-masing monografi, penetapan berat jenis digunakan hanya untuk
cairan, dan kecuali dinyatakan lain, didasarkan pada perbandingan berat zat di
udara pada suhu 25o terhadap berat air dengan volume dan suhu yang sama. Bila
suhu ditetapkan dalam monografi, berat jenis adalah perbandingan berat zat di
udara pada suhu yang ditetapkan terhadap berat air dengan volume dan suhu yang
sama. Bila pada suhu 25oC zat berbentuk padat, tetapkan berat jenis pada suhu
yang telah tertera pada masing-masing monografi, dan mengacu pada air
yang tetap pada suhu 25oC.
Menurut defenisi,
Kerapatan adalah perbandingan yang dinyatakan dalam desimal, dari berat suatu
zat terhadap berat dari standar dalam volume yang sama kedua zat mempunyai
temperature yang sama atau temperature yang telah diketahui dan dinyatakan
dalam sistem cgs dalam gram per sentimeter kubik ( g /cm3 = g /ml ) dan
dalam satuan SI kilogram per meter kubik ( kg /m3 )
ρ = massa ( gram
) = gram. cm-3 = M L-3
volume ( cm3 )
Air digunakan untuk
standar untuk zat cair dan padat, hydrogen atau udara untuk gas. Dalam farmasi,
perhitungan berat jenis terutama menyangkut cairan, zat padat dan air merupakan
pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan
mudah dimurnikan.
Berbeda dengan
kerapatan, berat jenis adalah bilangan murni atau tanpa dimensi, yang dapat
diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok.
d = ρ zat
ρ
air
Berat jenis untuk
penggunaan praktis lebih sering didefinisikan sebagai perbandingan massa dari
suatu zat terhadap massa sejumlah volume air pada suhu 40C atau temperatur lain
yang telah ditentukan. Pengujian kerapatan dilakukan untuk menentukan 3 macam
kerapatan jenis yaitu:
Kerapatan sejati: massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk rongga yang terbuka dan tertutup.
Kerapatan nyata: massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk pori/lubang terbuka, tetapi termasuk pori yang tertutup.
Kerapatan efektif: massa parikel dibagi volume partikel termausk pori yang tebuka dan tertutup.
Kerapatan sejati: massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk rongga yang terbuka dan tertutup.
Kerapatan nyata: massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk pori/lubang terbuka, tetapi termasuk pori yang tertutup.
Kerapatan efektif: massa parikel dibagi volume partikel termausk pori yang tebuka dan tertutup.
Seperti titik
lebur, titik didih atau indeks bias (bilangan bias). Kerapatan relatif
merupakan besaran spesifik zat. Besaran ini dapat digunakan untuk
pemeriksan konsentrasi dan kemurniaan senyawa aktif, senyawa bantu dan
sediaan farmasi.
Metode penentuan
untuk cairan :
Metode Piknometer.
Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan ruang,
yang ditempati cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah untuk menimbang yang
dinamakan piknometer. Ketelitian metode piknometer akan bertambah hingga
mencapai keoptimuman tertentu dengan bertambahnya volume piknometer. Keoptimuman
ini terletak pada sekitar isi ruang 30 ml.
Metode Neraca
Hidrostatik. Metode ini berdasarkan hukum Archimedes yaitu suatu benda yang
dicelupkan ke dalam cairan akan kehilangan massa sebesar berat volume cairan
yang terdesak.
Metode Neraca
Mohr-Westphal. Benda dari kaca dibenamkan tergantung pada balok timbangan yang
ditoreh menjadi 10 bagian sama dan disitimbangkan dengan bobot lawan.
Keuntungan penentuan kerapatan dengan neraca Mohr-Westphal adalah penggunan
waktu yang singkat dan mudah dlaksanakan.
Metode areometer.
Penentuan kerapatan dengan areometer berskala (timbangan benam, sumbu)
didasarkan pada pembacaan seberapa dalamnya tabung gelas tercelup yang sepihak
diberati dan pada kedua ujung ditutup dengan pelelehan.
BAB III
Prosedur Percobaan
III.1. Cara kerja
- Timbang piknometer kosong dan catat beratnya.
- Masukkan pelarut (parafin liquid) yang tidak melaruutkan zat ke dalam piknometer, dan hitung kembali beratnya.
- Ambil 2-3 ml parafin liquid dari piknometer dan pindahkan ke dalam tabung reaksi.
- Timbang sampel (asam salisilat dan asetosal) kurang lebih 1-1,5 gram.
- Masukkan sampel ke dalam piknometer dan tambahkan parafin liquid sampai penuh.
- Lakukan perhitungan
III.2. Alat dan bahan yang digunakan
- piknometer
- tabung reaksi
- gelas ukur
- Zat cair (parafin liquid)
- Sampel (asam salisilat dan asetosal)
BAB IV
Hasil Percobaan dan Pembahasan
IV.1. Hasil percobaan
- Berat piknometer kosong = 16.251 gram
- Berat piknometer + parafin liquid = 38.076 gram
asam salisilat
|
asetosal
|
||
X
|
1.5 gram
|
1.5 gram
|
|
b
|
21.825 gram
|
21.825 gram
|
|
d
|
38.698 gram
|
38.669 gram
|
|
a
|
16.251 gram
|
16.251 gram
|
|
ρ parafin liq.
|
0.873 gram/ml
|
||
IV.2. Pembahasan
Berat jenis suatu
zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan volume zat pada
suhu tertentu (biasanya pada suhu 25ºC), sedangkan rapat jenis (specific
gravity) adalah perbandingan antara bobot zat pada suhu tertentu (dalam bidang
farmasi biasanya digunakan 25º/25º). Berat jenis didefenisikan sebagai
perbandingan kerapatan suatu zat terhadap kerapatan air. Harga kedua zat itu
ditentukan pada temperatur yang sama, jika dengan tidak cara lain yang khusus.
Oleh karena itu, dilihat dari defenisinya, istilah berat jenis sangat lemah.
Akan lebih cocok apabila dikatakan sebagai kerapatan relatif. Berat jenis
adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan massa jenis
air murni. Air murni bermassa jenis 1 g/cm³ atau 1000 kg/m³. Berat jenis
merupakan bilangan murni tanpa dimensi (Berat jenis tidak memiliki satuan),
dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok.
Dalam bidang
farmasi kerapatan dan berat jenis suatu zat atau cairan digunakan sebagai salah
satu metode analisis yang berperan dalam menentukan senyawa cair, digunakan
pula untuk uji identitas dan kemurnian dari senyawa obat terutama dalam bentuk
cairan, serta dapat pula diketahui tingkat kelarutan/daya larut suatu zat. alat
yang digunakan dalam percobaan ini yaitu piknometer. Piknometer digunakan untuk
mencari bobot jenis dan hidrometer digunakan untuk mencari rapat jenis.
Piknometer biasanya terbuat dari kaca untuk erlenmeyer kecil dengan kapasitas
antara 10ml-50ml..
Untuk melakukan
percobaan penetapan bobot jenis, piknometer dibersihkan dengan menggunakan
aquadest, kemudian dibilas dengan alkohol untuk mempercepat pengeringan
piknometer kosong tadi. Pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa dari
permbersihan, karena biasanya pencucian meninggalkan tetesan pada dinding alat
yang dibersihkan, sehinggga dapat mempengaruhi hasil penimbangan piknometer
kosong, yang akhirnya juga mempengaruhi nilai bobot jenis sampel. Pemakaian
alkohol sebagai pembilas memiliki sifat-sifat yang baik seperti mudah mengalir,
mudah menguap dan bersifat antiseptikum. Jadi sisa-sisa yang tidak diinginkan
dapat hilang dengan baik, baik yang ada di luar, maupun yang ada di dalam
piknometer itu sendiri.
Piknometer kemudian
dikeringkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan piknometer
pada bobot sesungguhnya. Setelah itu didiamkan sampai dingin dalam baskom
berisi air es. Akhirnya piknometer ditimbang pada timbangan analitik dalam
keadaan kosong. Setelah ditimbang kosong, piknometer lalu diisikan dengan
sampel mulai dengan aquadest, sebagai pembanding nantinya dengan sampel yang
lain. Pengisiannya harus melalui bagian dinding dalam dari piknometer untuk
mengelakkan terjadinya gelembung udara. Proses pemindahan piknometer harus
dengan menggunakan tissue. Akhirnya piknometer yang berisi sampel ditimbang.
Adapun keuntungan
dari penentuan bobot jenis dengan menggunakan piknometer adalah mudah dalam
pengerjaan. Sedangkan kerugiannya yaitu berkaitan dengan ketelitian dalam
penimbangan. Jika proses penimbangan tidak teliti maka hasil yang diperoleh
tidak sesuai dengan hasil yang ditetapkan literatur. Disamping itu penentuan
bobot jenis dengan menggunakan piknometer memerlukan waktu yang lama. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis suatu zat adalah:
Temperatur, dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung bobot jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhudimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25oC (suhu kamar).
Massa zat, jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot jenisnya juga menjadi lebih besar.
Volume zat, jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, bobot molekulnya serta kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi bobot jenisnya.
Temperatur, dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung bobot jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhudimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25oC (suhu kamar).
Massa zat, jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot jenisnya juga menjadi lebih besar.
Volume zat, jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, bobot molekulnya serta kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi bobot jenisnya.
BAB V
Kesimpulan
Dari hasil praktikum
kali ini dapat disimpulkan bahwa:
- Kerapatan zat padat pertama (asam salisilat) adalah 1.491 gram ml-1.
- Kerapatan zat padat kedua (asetosal) adalah 1.491 gram ml-1.
- Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis suatu zat adalah temperatur, massa zat dan volume zat.
Daftar Pustaka
- Kusdi , Hartono,S.Si. 2014 . Modul praktikum farmasi fisika II. Universitas Al-ghifari , Bandung.
- Martin A. N ,Suargick , J. , dan cammarata , J. 1990 . Farmasi Fisika: Dasar-dasar farmasi fisika dalam ilmu farmasetika, diterjemahkan oleh Yoshita , edisi III , jilid II , penerbit UI ,Jakarta , 724-817
- Situs website: https://anzzz27.wordpress.com/2011/04/20/laporan-praktikum-farmasi-fisika-kerapatan-dan-berat-jenis/
Lampiran
PERHITUNGAN
Rumus: Kerapatan
zat padat = x . ρ parafin
liquid gram ml-1
(b
– d + x + a)
Asam salisilat
Asam salisilat
Kerapatan zat padat1 = x . ρ parafin liquid gram ml-1
(b – d + x + a)
=
1.5 x 0.873
(21.825
– 38.698 + 1.5 + 16.251)
=
1.491 gram ml-1
Asetosal
Asetosal
Kerapatan zat padat2 = x . ρ parafin liquid gram ml-1
(b – d + x + a)
=
1.5 x 0.873
(21.825
– 38.669 + 1.5 + 16.251)
=
1.443 gram ml-1
0 komentar:
Posting Komentar